Foto Bersama Tim Ekspedisi Arungi 100 Km Sungai Tripa (Sumber: Dokumentasi UKM PA-LH Gainpala)
UPTUAL–Unit Kegiatan Mahasiswa Pecinta Alam dan Lingkungan Hidup (UKM PA-LH Gainpala) Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh kembali menunjukkan komitmen kuatnya dalam menjaga kelestarian alam melalui aksi Ekspedisi Arus Deras “Lintas Tripa 2025”.
Ekspedisi tersebut dilakukan dalam rangka semangat memperingati Hari Sungai Nasional, tim ekspedisi menyusuri derasnya Sungai Tripa sepanjang 100 kilometer, dimulai dari Desa Rerebe, Kabupaten Gayo Lues, hingga garis akhir di Desa Gunong Cut, Kabupaten Nagan Raya, selama 10 hari penuh petualangan dan pengabdian (21–30 Juli 2025).
“Lintas Tripa bukan hanya soal menaklukkan jeram, tapi menyalakan kesadaran akan pentingnya sungai sebagai urat nadi kehidupan,” ujar ketua UKM Gainpala, Muhammad Raihan, Senin (28/7).
Ekspedisi ini tersebut bukan sekadar uji fisik melawan arus dan jeram ekstrem, tapi juga misi ekologis yang sarat makna. Para peserta tidak hanya berperan sebagai petualang, tetapi juga penjaga alam, pengamat lingkungan, dan penggerak edukasi konservasi di tengah masyarakat.
Dalam kegiatan tersebut, UKM Gainpala tidak berjalan sendiri. Ekspedisi turut diperkuat oleh kolaborasi dari delegasi Pecinta Alam Tarantula Universitas Teuku Umar Meulaboh dan Pecinta Alam Macopala IAIN Langsa. Kolaborasi ini memperkuat semangat kebersamaan lintas kampus dalam misi bersama menjaga ekosistem sungai di Aceh.
Selama perjalanan, Raihan menuturkan, tim melakukan observasi ekologis di beberapa titik kritis aliran Sungai Tripa. Mereka mendokumentasikan kondisi hutan gambut, kualitas air, hingga potensi ancaman terhadap Daerah Aliran Sungai (DAS).
Tak hanya itu, para peserta juga melakukan sosialisasi langsung kepada masyarakat lokal yang mereka temui di sepanjang jalur, menyampaikan pentingnya merawat dan menjaga keberlanjutan sungai demi generasi mendatang.
Bagi Raihan dan tim, Melintasi derasnya arus dan medan ekstrem bukan perkara mudah. Namun semangat konservasi, cinta lingkungan, dan tekad untuk membawa pesan perubahan membuat langkah mereka tetap teguh.
“Kami ingin membuktikan bahwa anak muda tidak hanya bisa bersuara, tapi juga bertindak. Sungai bukan hanya pemandangan, ia adalah kehidupan itu sendiri,” tambah Raihan.
Ekspedisi ini diharapkan menjadi pemantik inspirasi bagi generasi muda Indonesia untuk lebih peduli terhadap kondisi alam, khususnya sungai yang kini semakin terancam oleh aktivitas manusia.
Dengan menjunjung tinggi nilai konservasi, solidaritas, dan edukasi, Lintas Tripa 2025 menjadi bukti bahwa mencintai alam bisa dilakukan dengan cara yang luar biasa. ()
Tags:
News